Cerita Tukang Tambal Ban Naik Haji Setelah 15 Tahun Nabung di Bawah Kasur
Friday, July 19, 2019
Edit
Sidoarjo - Setelah 15 tahun menabung di bawah kasur, seorang tukang tambal ban di Sidoarjo bisa berangkat ke Tanah Suci. Tahun ini ia akan menunaikan ibadah haji bersama sang istri.
Sang tukang tambal ban yang dimaksud ialah Subandi (54). Ia merupakan warga Desa Gelam, Kecamatan Candi, Sidoarjo.
Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, Subandi sudah menjadi yatim. Kemudian ia memutuskan bekerja, mencari uang untuk makan sehari-hari.
Awalnya Subandi berjualan es dan kue keliling kampung setiap pulang sekolah. Penghasilannya kala itu dirasa tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Akhirnya ia membantu seorang tukang tambal ban di pinggir jalan.
Baca juga: Seorang Nenek Pemulung di Lamongan Nabung 25 Tahun untuk Naik Haji
Setelah keluar dari sekolah, Subandi memutuskan membuka jasa tambal ban sendiri di pinggir jalan. Menurutnya, bekerja sebagai tukang tambah ban bisa sekaligus memberikan bantuan kepada orang lain.
Subandi menikahi Intarti yang tiga tahun lebih muda dari dirinya. Mereka dikaruniai tiga anak. Setelah ketiga anaknya tumbuh dewasa, Subandi baru berfikir untuk pergi haji.
Awal tahun 2004, Subandi mulai menabung untuk berangkat ke Tanah Suci. Setiap hari ia menabung mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu. Enam tahun berselang, Subandi mendaftar untuk pergi haji.
"Setiap hari kami menabung Rp 20 ribu dan kalau lagi ramai orang nambal ban Rp 50 ribu. Saat menabung, uangnya disimpan di bawah tempat tidur (kasur)," kata Subandi kepada detikcom sambil menambal ban mobil, Rabu (17/7/2019).
Baca juga: Sumiati, Nenek Usia 107 Tahun Asal Jombang Jadi Haji Tertua di Jatim
Usaha tambal ban yang dijalankan Subandi buka 24 jam. Untuk menjaga kesehatan, ia tidur saat tidak ada ban yang ia tambal.
Bersyukur, dalam gelaran haji 2019 ini Kemenag Sidoarjo memanggil ia dan sang istri untuk menunaikan ibadah haji. Ia mengaku langsung bersujud ketika pertama kali mendengar kabar tersebut.
"Awalnya sempat diremehkan oleh tetangga dan teman-teman. Tapi setelah mendapatkan surat pemberitahuan dari Kemenag Sidoarjo kami bersama istri langsung sujud syukur," tambah Subandi.
Subandi dan Intarti masuk dalam daftar calon jemaah haji (calhaj) kloter 85 dari Kabupaten Sidoarjo. Menurut Subandi, sebagai tulang tambal ban bukan perkara mudah bagi dirinya saat mendaftar ibadah haji.
"Pada saat mendaftarkan sebagai CJH sempat diragukan oleh petugas, karena saat ditanya pekerjaannya kami mengaku sebagai tukang tambal ban. Tapi alhamdulillah kami bersama istri akan menunaikan ibadah haji tahun ini," pungkas Subandi.
[detik.com]