Bom Meledak di Masjid, 28 Orang Tewas Saat Sholat Jum’at Hingga Atap Masjid Ambruk
Saturday, October 19, 2019
Edit
Sebuah bom meledak di masjid dan berdampak 28 orang tewas saat ibadah salat Jumat.
Diketahui, ledakan bom terjadi di masjid di Afganistan.
Selain itu, daya ledak bom di masjid Afganistan tersebut, membuat atap masjid ambruk.
Kejadian ledakan bom di masjid saat ibadah salat jumat tengah berlangsung.
Tak hanya menewaskan 28 orang, akibat ledakan bom melukai puluhan jemaah masjid lainnya.
Dilansir AFP, Jumat (18/10/2019), ledakan terjadi di sebuah masjid di distrik Haska Mina.
Yakni, sekitar 50 kilometer dari Jalalabad, ibu kota provinsi Nangarhar.
Disampaikan juru bicara gubernur provinsi, Attaullah Khogyani, ledakan tersebut juga menyebabkan sedikitnya 55 orang luka-luka.
Selain itu juga menyebabkan masjid rusak parah hingga bagian atapnya runtuh.
“Seluruh korban ledakan, baik yang tewas maupun luka-luka, adalah jamaah masjid,” kata Khogyani, dikutip AFP.
Laporan jumlah korban yang lebih besar disampaikan salah seorang pejabat rumah sakit pemerintah di Haska Mina.
Dengan menyebut korban tewas mencapai 33 orang dan 60 orang lainnya luka-luka.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom tersebut.
Baik dari Taliban maupun kelompok ISIS yang masih aktif di provinsi Nangarhar.
Seorang saksi mata, mengatakan bahwa atap masjid runtuh setelah terjadinya ledakan.
“Saat itu ada sekitar 350 jamaah di dalam masjid,” kata Omar Ghorzang, salah seorang penduduk setempat.
“Lusinan orang tewas dan mereka yang terluka dibawa menggunakan ambulans,” tambah warga lainnya, Amanat Khan, kepada AFP.
Insiden ledakan yang menimbulkan jumlah korban tak sedikit itu terjadi setelah PBB mengeluarkan laporan terbarunya pada Kamis (17/10/2019).
Laporan itu tentang jumlah korban dari warga sipil akibat konflik di Afghanistan.
Menurut PBB jumlah korban tewas maupun luka-luka dari warga sipil di Afghanistan dari Juli hingga September, telah meningkat hingga menunjukkan angka yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Korban dari pihak sipil sama sekali tidak bisa diterima,” kata perwakilan khusus PBB di Afghanistan, Tadamichi Yamamoto.
Yamamoto menambahkan pentingnya dilakukan perundingan yang mengarah pada terjadinya gencatan senjata dan penyelesaian politik secara permanen.
Laporan PBB menunjukkan angka 1.174 korban tewas dan 3.139 luka-luka selama periode 1 Juli hingga 30 September tahun ini.
Angka itu mengalami peningkatan hingga 42 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
PBB menuding lonjakan jumlah korban tersebut sebagian besar merupakan tanggung jawab “elemen anti-pemerintah” seperti Taliban, yang telah melakukan pemberontakan di Afghanistan selama lebih dari 18 tahun.
Sumber: tribunnews.com