Pada Hari Kiamat, Allah Tidak Akan Menerima 4 Alasan Ini
Wednesday, October 2, 2019
Edit
Dalam riwayat Imam Tirmizi, Rasulullah bersabda bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak amal ibadahnya dan sejelek-jelek manusia yang paling buruk amal ibadahnya.
Sebab setiap amal akan dipertanggung-jawabkan kelak pada hari kiamat dan tidak ada lagi kesempatan untuk membela diri. Sebagaimana Allah berfirman
وَاتَّقُوا يَوْمًا لَا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ
“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa’at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.” (QS. al-Baqarah: 48)
Demikianlah pada hari kiamat seluruh manusia akan ditanya alasan atas semua kelalaian yang pernah dilakukannya di dunia dan tidak bisa pula ia meminta pembelaan orang lain.
Terlebih lagi, menurut Abu Laist As-Samarqandi Dalam kitab Tanbihul Ghafilin menyebutkan bahwa pada hari itu Allah tidak akan menerima alasan empat orang dengan empat alasan berikut ini
Pertama, menolak alasan orang kaya dengan Nabi Sulaiman As, jika mereka beralasan bahwa kekayaan itulah yang menyebabkannya sibuk sehingga tidak sempat beribadah.
Maka Allah akan menjawab, “Engkau tidak lebih kaya dari Nabi Sulaiman tapi kekayaannya tidak menghalanginya untuk beribadah.”
Kedua, menolak alasan seorang hamba atau bawahan yang beralasan tidak dapat bebas beribadah karena ia hanya seorang hamba. Maka Allah akan menjawab, “Nabi Yusuf As menjadi hamba tapi kehambaannya tidak menghalanginya untuk melakukan ibadah.”
Ketiga, menolak alasan orang miskin yang mengatakan bahwa kemiskinannya menghalanginya untuk beribadah pada-Nya,
Maka Allah akan menjawab, “Engkau tidak lebih miskin dari Nabi Isa As, yang kemiskinannya tidak sekalipun menghalanginya untuk beribadah kepadaku.”
Keempat, menolak alasan orang yang sakit dengan Nabi Ayyub As jika orang sakit tersebut beralasan bahwa sakitnya itu menghalanginya untuk beribadah kepada-Nya.
Maka Allah akan menjawab, “Penyakitmu tidak lebih berat dan parah dari penyakit Nabi Ayyub As, tetapi sakitnya tidak sekalipun menghalanginya untuk beribadah kepada-Ku.”
Wallahu’alam.
Sumber: bincangsyariah.com