Tahukah Kamu, Surat al-Falaq dan Surat an-Nas Bisa Jadi Penangkal Sihir? Ini Penjelasannya (1)



Surat al-Falaq ini, dalam salah satu riwayat yang bersumber dari Siti Aisyah dinyatakan bahwa Rasulullah pernah terkena sihir oleh salah seorang Yahudi bernama Labid bin A’sham.

Sihir tersebut menyebabkan Rasulullah berhalusinasi telah mendatangi istri-istrinya. Padahal kenyatannya tidak.

Dalam hadis lain riwayat Imam Ahmad disebutkan bahwa Zaid bin Arqam pernah mengisahkkan jika seorang lelaki Yahudi menyihir Rasulullah saw., Lalu Rasulullah pun mengeluhkah sakit beberapa hari.

Kemudian Jibril mendatanginya dan berkata, “seseorang telah menyihirmu. Dia membuat buhul di sumur ini. Utuslah seseorang untuk mendatangi sumur itu dan mengambilnya.”

Rasulullah pun mengutus seseorang untuk mengeluarkan buhul itu. Orang itu lantas mendatangi rasulullah saw.

Rasulullah pun mengurai buhul itu seketika beliau bangkit dan seaka-akan terlepas dari sebuah ikatan. Dalam riwayat lain dikatakann bahwa yang orang yang disuruh adalah Sayyidina Ali palsu.

Surat al-Falaq ini turun beriringan dengan surat al-Nas. Quraish Shihab menginformasikan bahwa keduanya lazim disebut al-Muawwidzatain.

Turunnya pun beriringan diawali oleh surat al-Falaq lalu surat al-Nas. Secara mushafi surat ini masuk dalam urutan surat ke 113. Sedangkan secara nuzuli berada dalam urutan ke-20.

Lalu mengapa surat itu yang dianjurkan? Hal itu terjadi karena dalam surat al-Falaq terdapat permohonan yang bertujuan untuk meminta perlindungan kepada Allah swt dari segala macam marabahaya.

Quraish Shihab menafsirkan dua surat ini.

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
“Katakanlah aku berlindung dengan Tuhan segala yang terbelah”

Makna dari kata ‘audz di sini adalah menuju pada sesuatu agar terhindar dari sesuatu yang lain.

Maksudnya mendekatkan diri pada Allah swt memohon perlindungan agar dijauhi dari segala keburukan. Salah satu caranya adalah berdoa dengan menggunakan surat ini.

مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
“dari kejahatan (makhluk yang) diciptakan”

Ayat kedua ini merupakan penegasan daripada permohonan itu, yakni perlindungan dari segala kejahatan makhluk ciptaanNya yang bisa menyebabkan keburukan dan kemudharatan.

Wahba Zuhaili dalam tafsirnya mengatakan bahwa kandungan dalam dua surat ini adalah meminta perlindungan dari segala keburukan yang disebabkan oleh makhluk.

Baik itu sihir, perampokan, pembegalan, serta kasus-kasus lain yang lumrahnya banyak terjadi saat malah hari.

وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
“dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita”

Mengapa diksi ghasiq ini dipilih, secara sederhana bisa dipahami bahwa segala bentuk kejahatan biasanya terjadi pada malam hari.

Seperti perampokan, pembegalan, penjambretan, dan juga ritual sihir dilakukan pada waktu malam di mana semua orang sedang terlelap.

وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
“dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul”

Lebih khusus lagi pada ayat keempat ini. Secara ekplisit al-Qur’an menggunakan diksi al-Naffatsat. Secara bahasa kata al-Naffastat artinya adalah meniup dengan menggerakkan lidah seakan-akan meludah.

Hal ini merupakan salah satu ritual sihir. Kiranya inilah point mengapa rasulullah menganjurkan untuk membacanya. Terlebih lagi sebelum tidur.

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
“dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”

Pada ayat kelima ini merupakan salah satu motif dari adanya kejahatan. Sikap iri dengki ini merupaka awal dari sesuatu yang bisa membahayakan karena bisa terwujud dalam prilaku yang buruk.

Misal ada si A yang iri atas nikmat yang diperoleh si B. karena rasa dengki si A akhirnya ia menghahalkan segala cara agar nikmat yang diperoleh si B hilang. Salah satunya dengan cara menyantetnya.

Dari sini kira jelas mengapa surat ini menjadi salah satu surat yang dianjurkan untuk dibaca lebih-lebih ketika hendak tidur agar terhindar dari segala marabahaya.

Rasulullah pun mencontohkannya langsung kepada kita berdasar hadis riwayat Siti Aisyah ra. Setiap menjelang tidur Rasulullah selalu membaca tiga surah yaitu Surat al-Ikhlas, Surat al-Falaq, dan Surat al-Nas.

Ia akan menengadahkan kedua tangannya, setelah bembaca tiga surat tersebut lalu meniupkan pada keduatangannya, lalu mengusapkannya kepada seluruh badannya.

Wawwahu a’lam bissowab

Sumber: bincangsyariah.com

Iklan Atas Artikel

SPONSOR

Iklan Tengah Artikel 1

Sponsor

Iklan Tengah Artikel 2

SPONSOR