Istri Umpama Penarik Rezeki Suami, Terlukanya Hati Istri Putuslah Rezeki Suami
Sunday, January 26, 2020
Edit
Mungkin banyak yang bertanya-tanya apa hubungannya rezeki dan menyakiti istri? Bukankah Allah yang menjamin rezeki setiap mahluk?
Allah melipatgandakan rezeki saat menikah
Tahukah anda saat menikah Allah melipatgandakan rezeki kita. Dia menitipkan istri dan anak dalam tanggung jawab kita maka Dia juga menitipkan rezeki mereka di tangan kita. Jika sebelumnya kita miskin Allah akan mencukupkan rezeki setelah menikah.
Firman Allah ;
"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan, jika mereka miskin maka Allah akan menjadikannya kaya dari kurniaNya karena Allah itu adalah Maha Luas PemberianNya lagi Maha Mengetahui" (Q.S.An Nur : 32).
Sabda Rasulullah SAW,
Hadits
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda " 3 orang yang haq bagi Allah untuk menolong mereka yaitu, 1). Orang yang menikah dan mengharapkan penjagaan (dari berbuat maksiat), 2) budak yang menginginkan melunasi (uang untuk pembebasannya) dan, 3) Orang yang melakukan jihad fisabilillah."
Tugas istri sangat berat
Mencari nafkah bagi suami adalah kewajiban dan jalan mendapatkan pahala maka bersungguh-sungguhlah menunaikan tugas yang mulia ini. Ketika suami keluar mencari nafkah maka istri menunggu di rumah dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan anda. Istri adalah pasangan sejiwa yang menemani di kala susah, mendukung di saat terpuruk dan mencintai anda dan anak anda dengan sepenuh hati. Mengurusi semua keperluan rumah tangga, mencukupkan belanja, mengasuh dan mendidik anak. Begitu besarnya tugas seorang istri.
Ketika seseorang mencintai maka ia akan mengutamakan yang dicintainya. Cinta seorang istri kepada suami dengan mengutamakan suaminya dalam segala hal. Menjaga diri dan harta suaminya selama suami pergi, menjaga amanah berupa anak-anak yang dititipkan padanya dan menjadi tempat bersandar bagi suami yang kelelahan mencari nafkah,
Menyakiti istri menjauhkan rezeki
Kesuksesan seorang suami tidak terlepas dari dukungan dan doa-doa yang dipanjatkan oleh istrinya. Rasulullah SAW adalah figur teladan yang sangat mencintai istri-istrinya dan berusaha menyenangkan hati istrinya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bagaimana Rasulullah yang saat itu sudah berumur meladeni istrinya Sayidina Aisyah r.a. yang masih belia untuk lomba lari. Rasulullah pun memanggil Sayidina Aisyah dengan panggilan sayang "Humairah" yang artinya kemerah-merahan, karena pipi Sayidina Aisyah yang selalu memerah seperti buah plum.
Istri yang bahagia akan menjadi partner yang mendukung kesuksesan suaminya, menjadikan rumah tangga laksana surga yang dipenuhi rahmat dan kasih sayang. Rumah tangga yang bahagia, saling menyayangi disukai Allah. Keselarasan doa antara suami istri akan mempercepat datangnya rezeki (Ippho Sentosa, 7 Keajaiban Rezeki). Ippho mengandaikan istri sebagai bidadari kedua dan ibu kandung adalah bidadari pertama. Doa yang diselaraskan dengan sepasang bidadari dalam kehidupan seorang pria ini akan menembus langit dan mempercepat turunnya rezeki. Menyelaraskan impian maksudnya menyebutkan impian dalam doa-doa kepada Allah. Jika suami dan istri doanya sama ditambah lagi dengan do ibu (orang tua) untuk impian anaknya, maka kekuatannya menjadi lipat tiga kali.
Sebaliknya istri yang tersakiti akan membuat rumah tangga menjadi muram, jauh dari kasih sayang, penuh pertengkaran seakan seperti neraka. Rumah tangga yang runyam adalah kesukaan setan yang tidak berhenti menggoda sampai terjadi perceraian. Perceraian meskipun halal tapi sangat dibenci Allah. Jika Allah sudah benci dengan kita bagaimana Dia akan menurunkan rezeki dan nikmat kepada kita?
Wahai para suami. Cintailah istrimu. Setia dan sayangi dia yang menjadi tanggung jawabmu. Engkau telah menerima tanggung jawab dari ayahnya saat menikahinya dan kelak di akhirat engkau akan ditanya Allah tentangnya. Pada detik engkau memperlakukan wanitamu dengan penuh syukur maka perbaikan rezekimu dimulai.
Wallahu alam.
Sumber