Tertipu Uang Mainan, Kakek Penjual Sayur Menangis Tak Bisa Beli Obat Di Apotek


Beberapa waktu lalu media sosial dihebohkan dengan video seorang kakek yang menjadi korban penipuan viral. Pasalnya, kakek ini tidak mampu membeli obat sesak napas karena ternyata uang yang dia terima dari pembeli adalah uang mainan. Sungguh menyedihkan ya. Ini kisah selengkapnya. Video kakek ini pertama diunggah oleh akun instagram @makassar_iinfo. Dalam video tersebut, kakek yang tidak diketahui namanya itu mendatangi sebuah apotek dengan mengenakan topi dan jaket hitam. Kakek tersebut berniat untuk membeli obat obat sesak napas sejumlah 4 strip di apotek.

Namun sayangnya, kakek tersebut ingin membayar, penjaga apotek terkejut. Bukan karena jumlah uangnya, tapi ternyata si kakek membayar obat yang dibelinya dengan uang mainan bergambar mirip uang asli Rp50 ribu.

Penjaga apotek pun segera memberi tahu si kakek jika uang yang dibawanya bukan uang sungguhan, melainkan uang mainan. Mendengar ucapan si penjaga apotek tersebut, si kakek hanya terdiam. Dia bahkan terlihat ingin sedikit menangis.

Ketika ditanya penjaga apotek dari mana si kakek mendapatkan uang mainan tersebut, kakek tua itu mengaku jika uang mainan tersebut didapatnya dari hasil menjual sayur di pasar. Jadi ada seorang pembeli yang membeli dagangannya sejumlah 60 kilogram dan membayarnya dengan uang mainan tersebut.

Namun karena kakek tersebut sudah tua, matanya sudah rabun dan tak bisa membedakan uang asli atau palsu yang diterimanya, ia pun tak protes dan langsung menerima uang yang diberikan pembeli.

Berdasarkan laporan, kejadian tersebut terjadi di Cingkariang Kampuang Tengah, Bukit Tinggi, Sumatra Barat.

Setelah viral, video kakek yang menjadi korban penipuan uang mainan ini pun mendapatkan banyak respon dari warganet. Mereka merasa geram atas perbuatan pembeli yang tega memperdayai dan menipu sang kakek.

Bahkan banyak warganet yang membanjiri kolom komentar dan mendoakan agar sang kakek mendapatkan gantinya dan oknum yang menipunya mendapatkan ganjaran yang setimpal.

Sumber: momyasia

Note: meskipun peritiwa ini terjadi beberapa waktu lalu, namun dapat kita ambil hikmah bahwa kita sepatutnya berbuat baik dengan tidak merugikan orang lain. Semoga kedepannya akan lebih banyak orang yang sadar untuk lebih banyak berbuat baik

Artikel Asli

Iklan Atas Artikel

SPONSOR

Iklan Tengah Artikel 1

Sponsor

Iklan Tengah Artikel 2

SPONSOR