Awas! Sifat Lalai Bisa Menyeretmu ke Api Neraka

Kata lalai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kurang hati-hati atau tidak mengindahkan kewajiban, pekerjaan, dan sebagainya. Namun tahukah anda jika Al-Quran mempunyai definisinya sendiri soal lalai?

Di dalam surat Yunus ayat 7 disebutkan bahwa orang yang lalai adalah orang yang tidak mengharapkan atau tidak percaya akan pertemuan dengan Allah SWT, merasa puas dan tentram dengan kehidupan dunia, dan tidak memberi perhatian kepada ayat-ayat Allah SWT.

Lalu pada surat Yunus ayat yang kedelapan disebutkan bahwa balasan bagi semua perilaku tersebut adalah api neraka.

Selain membuat seseorang berpaling dari ayat Allah SWT, lalai juga menyebabkan seseorang menyikapi peringatan-peringatan dalam Al-Quran dengan nada senda gurau.

Bagi orang yang lalai, ayat-ayat Allah perihal azab, hisab, yaumul mahsyar, surga, ataupun neraka hanya terdengar seperti lelucon belaka, yang cukup ditanggapi dengan tawa sekeras-kerasnya.

Ketika anda mendatangi orang yang lalai, menceritakan kepada mereka perihal penindasan serta penderitaan kaum muslimin di berbagai belahan dunia.

Anda ceritakan perihal anak-anak Suriah yang harus menyantap semak belukar di musim dingin, ibu-ibu Suriah yang tak mampu menyusui bayinya karena air susunya kering, muslim Rohingya yang dikejar-kejar ditembaki bak tikus yang mencuri padi di ladang, atau muslim Uighur yang tak pernah mengerti apa arti sebuah kebebasan.

Anda ceritakan bahwa nasib kaum muslimin di beberapa belahan dunia telah mencapai titik nadirnya, akan lenyap eksistensinya jika tak segera kita bantu.

Tanggapan mereka hanyalah, “Saya telah mendengar cerita tersebut, semua akibat mereka telah berbuat begini, bertindak begitu, saya tidak punya banyak waktu untuk mendengar pembicaraan mengenai kaum-kaum separatis, ekstrimis, dan radikal seperti itu.”

Tahukah anda, mereka hanya mempunyai waktu untuk membicarakan buah apa yang bisa dimakan hari ini, kopi jenis apa yang bisa diseduh hari ini, dan bisnis apa yang bagus untuk hari ini.

Bagi mereka, pembicaraan yang bermanfaat adalah soal dunia, dunia, dan dunia.

Sungguh dunia telah memperdaya mereka, sehingga mereka tak punya waktu sedikitpun untuk mendengar perkataan yang bermanfaat, yang akan memberi mereka keselamatan hakiki baik di dunia maupun di akhirat.

Jika sudah seperti itu, maka satu-satunya yang menyelamatkan akhirat kita adalah tidak bersahabat dengan mereka, menghentikan pembicaraan dengan mereka, cukuplah kita memberikan sedikit senyuman, sedikit akhlak, dan sedikit perbuatan baik kita.

Kita tidak perlu banyak membuang waktu untuk bersama mereka, dan kita tidak perlu  berupaya menyatukan pendapat dengan mereka.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Kahfi ayat 28:

وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“… dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengikuti Kami serta memperturutkan hawa nafsunya dan adalah urusannya itu melewati batas.”

Ayat tersebut mengandung kalimat larangan, dan larangan di sini menunjukkan keharaman.

Jadi kesimpulannya, jika balasan bagi orang yang lalai adalah neraka, maka orang yang bersahabat dengan mereka pun terancam mendapat balasan serupa.

Seperti kata pepatah, jika kamu berteman dengan pandai besi maka kamu akan terpercik api.

Maka dari itu, awas!!! Sifat lalai bisa menyeretmu ke api neraka.

Artikel Asli

Iklan Atas Artikel

SPONSOR

Iklan Tengah Artikel 1

Sponsor

Iklan Tengah Artikel 2

SPONSOR