Rezeki Akan Bertambah Berkah Karena Perbuatan Ini
Beramal soleh merupakan salah satu jalan baik dalam mendapatkan rezeki berkah. Amal shalih menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya dan menjalankan apa diajarkan Rasulullah SAW.
Allah menegaskan dalam al-Qur’ansebagai berikut,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka,
dan benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.
Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Ku.
Dan barangsiapa yang tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. an-Nur: 55).
Ketika Allah Ta’ala menceritakan tentang Ahlul Kitab yang hidup pada zaman Nabi SAW, Allah berfirman,
وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُواْ التَّوْرَاةَ وَالإِنجِيلَ وَمَا أُنزِلَ إِلَيهِم مِّن رَّبِّهِمْ لأكَلُواْ مِن فَوْقِهِمْ وَمِن تَحْتِ أَرْجُلِهِم
“Dan sekiranya mereka benar-benar menjalankan Taurat, Injil dan (al-Qur’an) yang diturunkan kepada mereka,
niscaya mereka akan mendapatkan makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.” (QS. al-Maidah: 66).
Penjelasan Ulama ahli tafsir mengenai “Mendapatkan makanan dari atas dan dari bawah kaki” adalah Allah akan melimpahkan rezeki yang sangat banyak dari langit dan dari bumi.
Mereka akan berkecukupan tanpa susah payah, letih lesu dan tanpa adanya tantangan atau berbagai hal yang mengganggu ketenteraman hidupnya” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/76).
Ketika kita mendapatkan kemudahan hidup dari atas dan bawah, maka kita mendapatkan kebahagiaan, kedamaian, ketenteraman dan keberhasilan.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang beramal shalih, baik lelaki maupun perempuan sedangkan ia beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. an-Nahl: 97).
Ibnu Katsir ketika menyebutkan hadits tentang dikembalikannya keberkahan bumi, beliau menyatakan,
“Tidaklah hal itu terjadi melainkan atas keberkahan penerapan syariat Rasulullah SAW. Setiap kali keadilan ditegakkan, niscaya keberkahan dan kebaikan akan melimpah ruah.”
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ . مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ . إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
“Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
Aku tidaklah menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka, dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.
Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. adz-Dzariyaat: 56-58).
Gambaran nyata terlihat keberkahan harta orang orang yang beramal shalih terdapat dalam kisah Khidir dan Nabi Musa dengan dua orang anak kecil.
Kisah itu Khidir menegakkan tembok pagar yang hendak roboh agar menjaga harta warisan dua orang anak kecil dan terpendam di bawah pagar tersebut.
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنزَهُمَا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ
“Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua,
sedang ayahnya adalah seorang yang shalih, maka Tuhan-mu menghendaki agar mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhan-mu.” (QS. al-Kahfi: 82).
Ibnu Katsir berkata, “Pada kisah ini terdapat dalil bahwa anak keturunan orang shalih akan dijaga, dan keberkahan amal shalihnya akan meliputi mereka di dunia dan di akhirat.
Ia akan memberi syafaat kepada mereka dan derajatnya akan ditinggikan ke tingkatan tertinggi, agar orang tua mereka menjadi senang, sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/99).