Mengenal Lebih Dekat Malaikat Ridwan, Penjaga Pintu Surga
A. PENAFSIRAN MALAIKAT RIDWAN
Malaikat Ridwan merupakan mahluk yang senantiasa patuh serta setia kepada Allah SWT. Malaikat selalu patuh kepada apa yang diperintahkan oleh Allah SWT, kapan saja di perintah-Nya. Tiap perintah Allah senantiasa mereka (Malaikat) kerjakan dengan baik. Diantara malaikat-malaikat terdapat yang diucap Malaikat Muqarrobin ( ialah Malaikat yang amat dekat hubungannya dengan Allah). Malaikat tidak pernah durhaka kepada Allah SWT. Oleh sebab itu, para Malaikat disebut pula mahluk suci.
Ridwan( Bahasa Arab:رضوان) merupakan nama penjaga pintu surga yang berupa malaikat, meski tidak terdapat penjelasan di dalam Al Qur’ an serta hadits shahih yang menerangkan secara jelas namanya. Terkadang namanya diucapkan sebagai“ Rizvan” oleh orang Persia, Urdu, Pashto, Tajik, Punjabi, Kashmir serta bahasa yang lain yang terbawa- bawa oleh bahasa Persia. Sedangkan di Perancis diucap sebagai“ Redouane”. Saat ini nama ini digunakan bagaikan nama maskulin oleh orang Arab ataupun orang yang beragama Islam. Malaikat Ridwan umumnya bersama dikaitkan bersama Malik.
B. TUGAS MALAIKAT RIDWAN
Malaikat Ridwan, tugasnya ialah melindungi Syurga dengan penampilan yang sangat menyenangkan para penunggu Syurga.
C. HADIST TENTANG MALAIKAT RIDWAN
Terdapat 4 hadits yang mengatakan kalau nama malaikat penjaga surga merupakan Ridwan. Akan tapi seluruh hadits tersebut merupakan hadits yang sangat lemah serta tidak dapat saling menguatkan. Berikut uraiannya:
1. Hadits Ubai bin Ka’ ab
Diriwayatkan oleh Al- Qadhai dalam Musnad Asy- Syihab( 1036) dari jalur Mukhallad bin Abdil Wahid dari Ali bin Zaid bin Jud’ an serta Atha` bin Abi Maimunah dari Zirr bin Hubaisy dari Ubai secara marfu’,“ tidak terdapat seseorang muslim juga yang membaca Yasin lagi ia berada dalam sakaratul maut, hingga bukanlah malaikat maut mencabut nyawanya hingga Ridwan penjaga surga memberinya minuman.”
Di dalam sanadnya terdapat Ali bin Zaid bin Jud’ an yang telah masyhur selaku rawi yang lemah. Ditambah lagi dengan terdapatnya Mukhallad bin Abdil Wahid, yang Ibnu Hibban mengatakan tentangnya- dalam Al- Majruhin( 1096),“ Mungkarul hadits jiddan( orang yang sangat mungkar haditsnya).”
2. Hadits Abdullah bin Abbas.
Diriwayatkan oleh Abu Asy- Syaikh dalam kitab Ats- Tsawab serta Al- Baihaqi dalam Syuab Al- Iman tentang cerita berhiasnya surga tiap memasuki bulan Ramadhan, serta di dalamnya tersebut:“ Allah Azza wa Jalla berfirman,“ Wahai Ridwan, bukalah pintu- pintu surga.”
Hadits ini tiba dari jalur Adh- Dhahhak dari Ibnu Abbas secara marfu’. Haditsnya tidak kuat sebab Adh- Dhahhak tidak mendengar dari Ibnu Abbas.
3. Hadits Abdullah bin Abi Aufa.
Nabi- shallallahu alaihi wasallam- bersabda,“ Kemudian aku berbicara (di dalam surga),“ Wahai Ridwan, punya siapa istana ini?”
As- Suyuthi menerangkan dalam Al- Jami’ Al- Kabir- sebagaimana dalam Kunzul Ummal-,“ Diriwayatkan oleh Ath- Thabrani serta Ibnu Asakir dari Abdullah bin Abi Aufa, lagi di dalam sanadnya terdapat Abdurrahman bin Muhammad Al- Maharibi serta Ammar bin Saif, keduanya kerap meriwayatkan hadits- hadits yang mungkar.” Amati Mizan Al- I’ tidal( 2/ 585) serta( 3/ 165)
4. Hadits Anas bin Malik.
Diriwayatkan oleh Al- Uqaili dalam Adh- Dhuafa( 1/ 313) dari jalur Hamzah bin Washil Al- Minqari dari Qatadah dari Anas secara marfu’ dengan lafazh,“ Rabbul Izzah- Tabaraka wa Ta’ ala- memanggil Ridhwan- dan ia merupakan penjaga surga-.”
Al- Uqaili mengatakan setelahnya,“ Hamzah bin Washil Al- Minqari, seseorang dari Bashrah, majhul dalam periwayatan serta haditsnya tidak terjaga.”
D. WUJUD MALAIKAT RIDWAN
Wujud para malaikat sudah dijabarkan di dalam Al Qur’ an terdapat yang mempunyai sayap sebanyak 2, 3 serta 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi:“ Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan- utusan( untuk mengurus berbagai macam urusan) yang memiliki sayap, tiap- tiap( ada yang) 2, 3 serta 4. Allah menambahkan pada ciptaan- Nya apa yang dikehendaki- Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.( Faathir 35: 1)”
Bentuk malaikat mustahil bisa dilihat dengan mata telanjang, sebab mata manusia terbentuk dari faktor dasar tanah liat kering dari lumpur gelap yang diberi wujud tidak bakal sanggup memandang bentuk dari malaikat yang asalnya terdiri dari sinar, cuma Nabi Muhammad SAW yang sanggup memandang bentuk asli malaikat apalagi hingga 2 kali. Ialah bentuk asli malikat Jibril.
Mereka tidak bertambah tua maupun bertambah muda, kondisi mereka saat ini sama persis kala mereka diciptakan. Dalam Islam sesungguhnya Allah SWT lebih menyukai ibadah manusia dan jin daripada ibadah para malaikat, sebab manusia serta jin dapat memastikan pilihannya sendiri berbeda dengan malaikat yang tidak mempunyai opsi lain. Tugas malaikat adalah membantu mengelola alam semesta yang Allah SWT ciptakan. Mereka bisa melintasi alam semesta sedini kilat ataupun apalagi lebih kilat lagi. Mereka tidak berjenis lelaki ataupun wanita serta tidak berkeluarga.