4 Cara Untuk Menghindari Riya Ketika Mengerjakan Amalan Baik

4 Cara Untuk Menghindari Riya Ketika Mengerjakan Amalan Baik

Riya merupakan akhlak tercela dalam Islam. Sifat ini   wajib dijauhi oleh setiap muslim karena  termasuk syirik kecil.

Riya (الرياء) menurut etimologi berasal dari kata الرؤية (ru’yah) yaitu menampakkan. Sifat Riya perbuatan dengan upaya memperlihatkan amal kebaikan atau menampakkan ibadah pada orang lain untuk mendapat  pujian.

Antonim riya adalah ikhlas. Ikhlas adalah sebuah sifat tanpa ada tujuan selain ridha Allah SWT.

Ulama fiqih dan pakar hadis kelahiran Samarkan Uzbekistan, Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H)  dalam Kitab Tanbihul Ghafilin menukil perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang menyebutkan 4 tanda orang yang riya, antara lain:

Pertama, Malas Sendirian.

Kedua, Semangat  di Depan Orang Lain.

Ketiga, Menambah Amal  Jika Dipuji.

Keempat, Mengurangi Amalnya Jika Dicela.

Bagaimana  Cara  terhindar dari riya?

Syaqiq bin Ibrahim berkata, “Benteng amal itu ada tiga yaitu (1) Merasa bahwa hidayah dan taufik itu datangnya dari Allah Ta’ala.

(2) Berniat untuk mendapat ridha Allah agar dapat mematahkan hawa nafsu. (3) Mengharap pahala dari Allah untuk menghilangkan rasa tamak, rakus, riya’.

Melalui benteng di atas, sebuah amalan diannggap ikhlas karena Allah SWT. Dan  orang yang beramal untuk mengharap ridha Allah, maka ia tidak akan mengubris dengan pujian ataupun celaan orang.

Seorang Ahli Hikmah berkata, “Seharusnya seorang yang beramal itu belajar adab dari penggembala kambing.”

Ketika ditanya kenapa demikian?

Jawabnya, “Penggembala itu jika sembahyang di tengah-tengah kambingnya, sekali-kali tidak mengharap pujian dari kambing-kambingnya.

Demikianlah seorang yang beramal tidak perlu menghiraukan apakah dilihat orang atau tidak.”

Inilah cara menyelamatkan amal agar tidak hangus karena riya sebagai berikut:

1. Ilmu Pengetahuan

Jika amal tapi tidak mempunyai ilmu akanlebih banyak salah daripada benarnya.

2. Niat

Amal appaun semua tergantung niatnya sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan.”

3. Sabar

Bersabarlah dalam melaksanakan amal agar bisa sempurna, dan tidak terburu-buru.

4. Tulus (Ikhlas)

Amal ibadah tidak akan diterima tanpa adanya sebuah keikhlasan.

Imam Abu-Laits mengatakan, “Orang-orang berpendapat bahwa ketika mengerjakan amalan fardhu tidak dapat dimasuki riya karena sebuah kewajiban.

Tetapi sebenarnya riya dapat saja masuk ke dalamnya. Jika ia melakukan ibadah fardhu karena sebab riya maka ia termasuk golongan munafik.

Adapun orang-orang munafik itu berada dalam tingkat neraka terbawah.”


Artikel Asli

Iklan Atas Artikel

SPONSOR

Iklan Tengah Artikel 1

Sponsor

Iklan Tengah Artikel 2

SPONSOR