Inilah Pengertian Infak dan Sedekah, juga Manfaatnya
Friday, January 25, 2019
Edit
Membahas tentang infak dan sedekah memang tidak lepas dari apa itu yang namanya zakat. Pengertian sedekah (sodaqoh) secara umum lebih luas dari pada pengertian infak, apalagi zakat. Oleh karena itu ada lembaga yang mengelola ZIS (Zakat, Infaq, Sodaqoh). Apakah ada SIZ, kebalikan dari ZIS, mungkin ada tapi tidak lazim.
Ketiganya istilah tersebut tertutama berkait dengan harta seseorang. Orang yang mampu wajib zakat, infaq, sedekah. Namun sebaliknya yang tidak mampu akan menerima zakat, untuk infaq dan sedekah nanti dulu.
Apakah yang dikelompokkan orang yang tidak mampu boleh berzakat atau infak juga sedekah? Tentu boleh, dan tidak ada yang larangan.
Infaq, sebelum berbicara infaq mari kita tinjau tentang zakat. Zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula, agar harta menjadi suci, bersih, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang.
Infak adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/ penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.
Sedekah adalah pemberian seorang kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekadar zakat maupun infak, karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta. Namun sedekah mencakup segala amal atau perbuatan baik, seperti dalam sebuah hadis digambarkan, “Memberikan senyuman kepada saudaramu adalah sedekah.”
Sedekah merupakan bukti iman dan ketaatan manusia pada Allah SWT. Sedekah itu tidak dapat dipaksakan, melainkan panggilan hati dan jiwa untuk melakukannya dengan ikhlas dan dapat menyenangkan hati orang lain.
Pengertian sedekah sama dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya.
Sedekah tidak hanya dalam bentuk harta benda saja, seperti halnya ibadah-ibadah fisik non materi, seperti menolong orang lain dengan tenaga dan pikirannya, senyum, memberi nafkah keluarga, mengajarkan ilmu, berdzikir, bahkan juga melakukan hubungan suami istri itu disebut dengan sedekah, seperti dikutip dari dompetdhuafa.
Cangkupan sedekah dalam Islam itu sangat luas sekali. Namun, agar lebih utama harta benda yang kita miliki juga harus disedekahkan kepada orang-orang yang membutuhkan atau
Nabi bersabda: “Kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari tengah jalan itu adalah sedekah bagimu.”(HR. Bukhari).
“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah“. (HR. At-Tirmidzi).
Begitu banyak balasan kebaikan bagi orang-orang yang gemar bersedekah atau Ahli Sedekah, maka Allah sangat memuliakan orang yang bersedekah serta menjanjikan dan menyediakan balasan-balasan yang sangat besar. Untuk mengetahui lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan keutamaan-keutamaan sedekah yang Allah janjikan tersebut.
Jika zakat ada nisabnya, maka infak dan sedekah tidak mengenal nisab.
Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf), maka infak boleh diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orangtua, anak yatim, dan sebagainya (Q.S. Al-Baqarah: 215). Seperti di kutip dari tribunnews.
Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit (Q.S Ali Imran: 134).
Hanya saja, jika infak berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non materiil.
Manfaat Infaq dan Sedekah
Sodaqoh, atau yang dalam bahasa Indonesia disebut sedekah juga infaq (infak), memang memiliki banyak manfaat, di antaranya menghapus dosa, menyucikan harta dan meningkatkan hubungan sosial bagi sesama manusia.
Infak dan sedekah memiliki banyak manfaat seperti yang sudah disebutkan diatas, namun coba kita tinjau lagi manfaat infak dan sedekah lain diantaranya, seperti di kutip dari liputan6.
1. Allah Mengganti Harta yang Disedekahkan
Banyak di antara manusia yang takut miskin apabila gemar menyedekahkan hartanya. Padahal, Allah menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi orang yang bersedekah.
Allah berfirman dalam surat Saba ayat 39 bahwa Allah akan mengganti sedekah yang kita keluarkan, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.“
2. Sedekah Membuka Pintu Rezeki
Rasulullah bersabda dalam hadis riwayat Baihaqi, “Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah.“
Diriwayatkan pula dalam hadis riwayat Muslim, “Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.“
3. Sedekah Melipatgandakan Rezeki
Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah Ayat 261, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.“
4. Sedekah Memperpanjang Warisan
Dalam Hadis riwayat Ahmad Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang yang bersedekah dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan warisannya.”
5. Sedekah Sebagai Naungan di Hari Kiamat
Diriwayatkan dalam hadis riwayat Ahamad, Rasulullah bersabda, “Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya.”
Dengan banyaknya keuntungan yang didapatkan melalui infak dan sedekah, umat Islam dianjurkan untuk gemar berinfak dan bersedekah apalagi di bulan Ramadan.
Infak untuk Pembangunan Fisik (Masjid, Jalan)
Untuk Pembangunan fisik seperti masjid, mushala, jalan, jembatan biasanya disebutkan sebagai infak (infaq), contohnya di masjid itu ada ‘KOTAK INFAQ’ jarang kita jumpai dengan tulisan KOTAK SEDEKAH.
Namun ada juga yang bertuliskan KOTAK AMAL (bisa infak dan bisa juga sedekah, karena ada masjid yang bernaung di yayasan juga memberikan beasiswa pendidikan, misalnya).
Untuk niat berinfak dan bersedekah dipersilakan sesuai keinginan masing-masing, tetapi jangan lupa tentang zakatnya.
Apa itu LAZIS
Kita sering mendengar kata Lazis, merupakan lembaga yang mengurusi zakat, infak, dan sedekah. Lazis kependekan dari Lembaga Amil Zakat Infak, dan Sedekah. Ada Lazis berskala nasional dan berbadan hukum, ada pula Lazis yang lokalan wilayah area tertentu yang belum berbadan hukum. Umumnya lembaga ini berbadan hukum.
Apabila saat-saat tertentu masjid mushola juga mengelola ZIS dikarenakan mungkin ada warga sekitar yang ingin menyalurkan hartanya sesuai peruntukan, dan biasanya ini saat ramadan atau menjelang Idul Fitri.
Pemahaman Tangan di Atas Lebih Baik daripada Tangan di Bawah
“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah,” demikian sabda Rasulullah ﷺ dalam riwayat Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, Ahmad, dan Ad-Darimi.
“Yang dimaksud tangan di atas adalah tangan yang memberi,” demikian penjelasan para ulama, “berdasar ketulusan dan kerelaan, bukan karena kewajiban ataupun keterpaksaan.” Maka dengan demikian membayar harga, menggaji kerja, melunasi hutang, dan menunaikan zakat tidaklah termasuk “tangan di atas”, seperti mengutip dari islamkafah.
Betapa sering kita merasa bertangan di atas, padahal hanya menebus tanggungan yang itu pun tak tuntas.
Adapun “tangan di bawah” adalah peminta-minta, bukan penerima. Dialah seorang yang kehilangan rasa malu, sehingga menengadahkan tangan pada makhluk yang dianggap mampu. Dialah orang yang tak utuh keyakinannya tentang jaminan rizki Rabbnya sehingga lebih mengandalkan pertolongan pada makhluk-Nya.
Maka seorang mustahiq yang memang berhak atas zakat bukanlah “tangan di bawah” meski ia menyampaikan keperluannya pada para amil. Maka seorang yang memerlukan namun menjaga kehormatan dengan tidak meminta, tetapi menerima pemberian berupa hadiah, hibah, bahkan pun shadaqah juga tak termasuk “tangan di bawah”.
Maka pula perorangan ataupun lembaga yang bekerja untuk tahdhid, menganjurkan untuk memberi makan para yatim dan memelihara bocah yatim, mereka bukan tangan di bawah meski mendatangi dan menarik harta para aghniya’. Mereka bukan meminta. Bahkan mereka justru membantu para berharta itu untuk membesarkan dan meluaskan manfaat kekayaannya.
Pemahaman tentang siapa yang dimaksud “tangan di atas” dan tangan di bawah” ini penting kiranya. Agar jangan kita tergesa merasa berjasa ketika telah mengulurkan tangan untuk saudara. Agar jangan kita merasa lebih mulia dari mereka yang menerima bantuan, sebab justru merekalah yang membantu kita agar beroleh kebaikan lebih besar dari Sang Pencipta.
Inilah mungkin maksud
Haji Usman yang kisahnya menjadi populer di media sosial.
Itulah uraian ringkas tentang zakat, infak, sedekah, amal.
Semoga bermanfaat.
Sumber: Kissparry.com