Perempuan Arab Saudi Mulai Berani Tanggalkan Abaya, Ada Apa?
Monday, October 14, 2019
Edit
Abaya merupakan pakaian khas perempuan Arab Saudi. Biasanya berupa gaun panjang warna hitam lengkap dengan cadarnya dan kain yang menjutai menutup aurat.
Baju abaya ini dipandang sebagai simbol kesalehan. Namun tahun lalu, Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan, abaya tidak wajib dipakai.
Oleh karena itu, sebagian perempuan Arab Saudi berani meninggalkan abaya.
Sejumlah perempuan Arab Saudi tampak tidak menutup auratnya dengan mengenakan busana abaya warna hitam yang tertutup.
Seperti dilansir News, Jumat (14/9/2019), baru saja dilaporkan kini sebagian wanita Arab Saudi mulai berani tampil di muka umum tepatnya dengan berjalan di sekitar kawasan Riyadh tak mengenakan abaya tapi hanya memakai busana konvensional, busana ready to wear ala barat berwarna terang.
Mereka ada yang memakai setelan blus blazer warna oranye bata. Bahkan ada yang hanya memakai celana jeans sobek-sobek. Ini merupakan keberanian yang luar biasa.
Namun banyak juga perempuan Arab Saudi yang mengenakan pakain hijab tapi berwarna cerah. Bukan gaun hitam panjang lagi.
Seorang perempuan Arab Saudi, Mashael al-Jaloud memilih untuk berhenti memakai abaya selama beberapa bulan terakhir.
Perempuan 33 tahun ini bekerja sebagai spesialis sumber daya manusia.
Mashael nekat mengenakan dress blazer warna oranye terang lengkap dengan rambut coklatnya yang di-blow bervolume.
Dengan baju seperti itu, ia jalan kaki dengan santai di kawasan Riyadh.
Melihat penampilan terbuka Mashael, sejumlah perempuan Arab lainnya merasa penasaran dan bingung.
Bahkan ada seorang perempuan berhijab menatap tajam Mashael dari atas kepala hingga ke ujung kaki.
Tidak hanya itu, ada juga beberapa orang yang sampai mengira Mashael merupakan seorang artis. Mereka mengira Mashael seorang model karena berani berpakaian terbuka.
Namun Mashael menjelaskan kepada mereka, kalau ia hanyalah perempuan biasa Arab Saudi.
Selain Mashael, ada lagi wanita muda Arab Saudi lainnya yang sudah meninggalkan abaya sebagai pakaiannya sehari-hari. Ia bernama Manahel al-Otaibi, seorang aktivis muda berusia 25 tahun.
“Saya sudah empat bulan tinggal di Riyadh tanpa Abaya. Saya hanya ingin hidup seperti yang saya mau yakni bebas dan tanpa aturan. Tidak seorang pun seharusnya memaksa saya untuk mengenakan busana yang saya tidak mau,” ujar Manahel yang kala itu berjalan santai di kawasan jalan Tahlia St, dalam balutan overall denim sobek-sobek.
Pilihan untuk tidak memakai busana abaya ini disadari betul oleh Mashael sebagai pilihan beresiko. Mengingat aturan berpakaian ini dulunya diterapkan secara fanatik.
“Saya mungkin beresiko, mungkin menjadi sasaran penyerangan dari para fanatik agama karena saya tidak menggunakan Abaya,” pungkas Mashael.
Sumber: okezone.com