Malas Bangun Pagi Ternyata Salah Satu Ciri Orang Pintar


Bangun pagi merupakan salah satu rutinitas yang paling malas untuk dihadapi. Tidak jarang setelah bangun pagi, orang-orang akan menghabiskan beberapa waktunya untuk bermalas-malasan, ngulet alias melakukan peregangan, hingga akhirnya melangkahkan kaki ke kamar mandi.

Dalam budaya Indonesia, orang yang malas bangun tidur dianggap sebagai pemalas. Boro-boro bangun kesiangan, terlalu lama atau berlebihan ngulet setelah bangun pun dianggap tabu dan tidak boleh dilakukan karena konon katanya akan menjauhkan kita dari rezeki.

Pokoknya, orang yang bangun pagi, langsung melek dan pergi ke kamar mandi untuk mandi, merupakan orang yang rajin. Semakin pagi kamu bangun dan bersiap, maka orang-orang akan memandang kamu sebagai sosok yang rajin dan pekerja keras.

Jika kebudayaan kita menganggap orang yang bangun pagi dan sudah siap beraktivitas jauh lebih awal ketimbang orang lain, akan dianggap sebagai sosok yang rajin dan pekerja keras, maka penelitian terbaru menyebut jika sosok yang “malas” bangun tidur merupakan sosok yang pintar,

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Satoshi Kanazawa dan Kaja Perina, menyebut jika kebanyakan orang zaman dulu akan bangun lebih pagi dan tidur lebih awal. Tapi kondisi ini tidak terjadi di kehidupan modern.

Sekarang ini, kebanyakan orang akan tidur larut malam, dan mencoba untuk bangun lebih pagi. Jika hal ini terus dilakukan, tidak hanya membuat manusia modern rentan mengalami stres, tapi juga sulit membiarkan otak mereka beristirahat sehingga berpengaruh kepada tingkat kecerdasan.

Maka dari itu, orang yang bangun terlambat dan bermalas-malasan merupakan orang yang memberikan kesempatan kepada otaknya untuk beristirahat, sehingga mereka akan cenderung lebih pintar dan terhindar dari mood buruk akibat kurang tidur.

Selain itu, bangun kesiangan dan bermalas-malasan berarti membuat orang tersebut telah berani menentang norma yang berlaku di masyarakat. Menurut Kanazawa, keberanian ini merupakan sebuah tanda kepintaran, sekaligus inisiatif untuk melawan keinginan tubuh agar langsung beraktivitas.

Lebih lanjut lagi, Kanazawa menjelaskan jika bermalas-malasan di pagi hari berhubungan dengan kemandirian. Artinya, orang yang berani bermalas-malasan di pagi hari tidak terbebani dengan rutinitas yang biasa dia lakukan, dan lebih fokus “melayani” dirinya sendiri.

Dalam penelitian lainnya yang dilakukan University of Southampton, dengan cara meneliti pola tidur sebanyak 1,229 pria dan wanita, menunjukkan jika mereka yang bermalas-malasan di pagi hari sebelum berangkat beraktivitas, jauh lebih bahagia dan berpenghasilan lebih tinggi.

Tapi ingat, penelitian ini dilakukan kepada mereka yang rutin bangun pagi. Kamu yang sudah bangun kesiangan, terus bermalas-malasan di kamar, sama saja bunuh diri. Apalagi jika perjalanan yang harus kamu lewati cukup panjang, dengan tingkat kemacetan parah. Udah lah, kelar hidup Lo!

Disisi lain, ada juga lho penelitian yang menyebut jika tidur terlalu lama, bahkan mencapai 12 jam per malam, memiliki risiko kematian lebih tinggi ketimbang mereka yang tidur dalam waktu yang cukup.

Selain itu, studi lainnya menyebut jika orang yang bangun lebih pagi jauh lebih sukses karena mereka lebih dulu mempersiapkan hal-hal yang akan mereka kerjakan di siang hari. Mereka pun lebih tenang dan tidak stres karena kesiangan.

Jadi intinya, tidur sesuai dengan kebutuhan (7 jam per malam), kemudian boleh bermalas-malasan, atau minimalnya “ngulet” dulu sebelum akhirnya melangkah ke kamar mandi. Dengan cara ini, kamu akan jauh lebih rileks dan lebih siap menghadapi rutinitas harian.

Artikel asli

Iklan Atas Artikel

SPONSOR

Iklan Tengah Artikel 1

Sponsor

Iklan Tengah Artikel 2

SPONSOR