PBNU: Meninggal Akibat Corona Termasuk Syahid
Tuesday, March 24, 2020
Edit
Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menggolongkan virus corona sebagai wabah yang dikenal dalam istilah agama sebagai tha'un. Sedangkan mereka yang meninggal akibat terserang wabah ini berkedudukan syahid fil akhirah.
Wakil Sekretaris LBM PBNU, KH Mahbub Maafi Ramdhan, mengatakan kedudukan syahid tidak hanya didapat oleh mereka yang mati di medan perang. Melainkan juga mati karena wabah.
" Kita mengikuti keterangan para ulama, bahwa yang dimaksudkan dengan dengan kesyahidan orang-orang itu adalah mereka yang gugur bukan di medan perang," ujar Kiai Mahbub, dikutip dari NU Online.
Dasar penetapan hukum ini adalah salah satu riwayat Imam Muslim yang menjelaskan peristiwa ketika Rasulullah Muhammad SAW bertanya kepada para sahabatnya mengenai mati syahid. Riwayat tersebut memiliki derajat shahih.
Rasulullah SAW bertanya (kepada sahabatnya), ‘Siapakah orang yang mati syahid di antara kalian?’ Mereka menjawab, ‘Orang yang gugur di medan perang itulah syahid ya Rasulullah.’ Rasulullah SAW menanggapi, ‘Kalau begitu, sedikit sekali umatku yang mati syahid.’" " Para sahabat bertanya, ‘Mereka itu siapa ya Rasul?’ Rasulullah SAW menjawab ‘Orang yang gugur di medan perang itu syahid, orang yang mati di jalan Allah (bukan karena perang) juga syahid, orang yang tertimpa tha’un (wabah) pun syahid, orang yang mati karena sakit perut juga syahid, dan orang yang tenggelam adalah syahid'.
Meraih Gelar Syuhada
Kiai Mahbub juga mengatakan dasar lain yang digunakan LBM PBNU adalah pendapat dari Imam An Nawawi yang tercantum dalam kitabnya Syarah Shahih Muslim. Pendapat tersebut merupakan penjelasan dari hadis di atas.
" Ulama mengatakan, yang dimaksud dengan kesyahidan mereka semua, selain yang gugur di medan perang, adalah bahwa mereka kelak (di akhirat) menerima pahala sebagaimana pahala para syuhada yang gugur di medan perang. Sedangkan di dunia, mereka tetap dimandikan dan disholati sebagaimana penjelasan telah lalu pada bab Iman."
Berdasarkan pendapat tersebut, Kiai Mahbub menegaskan mereka yang mati karena Covid-19 akan mendapatkan pahala sebagaimana yang diterima para syuhada.
" Kita berdoa semoga Allah menerima amal kebaikan mereka dan segera mengangkat wabah ini dari Indonesia dan dari negara-negara lain," ucap Kiai Mahbub.
Soal Corona, Wapres Minta Ada Fatwa Pengurusan Jasad & Cara Bersuci Tenaga Medis
Dream - Wakil Presiden, Ma'ruf Amin akan mengusulkan kepada Majelis Ulama Indonesia dan organisasi massa Islam untuk mengeluarkan dua fatwa seputar penanganan virus corona Covid-19. Dia menilai keberadaan fatwa tersebut sangat dibutuhkan saat ini
Fatwa yang dimaksud Ma'ruf yaitu mengenai tata cara pengurusan jenazah yang meninggal akibat virus mematikan dan cara bersuci bagi tenaga medis yang tidak bisa melepaskan alat pelindung diri.
" Ke depan, saya meminta MUI dan ormas Islam mengeluarkan fatwa jika terjadi kesulitan untuk mengurusi jenazah apabila kurang atau tidak ada tenaga medisnya," ujar Ma'ruf di Jakarta, Senin 23 Maret 2020.
Ma'ruf mengatakan masyarakat sangat membutuhkan fatwa tersebut, yang juga memuat kemungkinan bisa tidaknya jenazah tidak dimandikan.
Fatwa Untuk Petugas Medis Memakai APD Hendak Sholat
Tak hanya itu, fatwa mengenai ketentuan petugas medis yang hendak sholat namun tidak memungkinkan melepas alat perlindungan diri selama delapan jam sangat dibutuhkan saat ini. Ma'ruf menilai fatwa ini perlu dikeluarkan mengingat sudah banyak petugas mengalami kejadian tersebut.
" Kepada petugas medis yang menggunakan alat perlindungan diri yang tidak bisa dilepas selama delapan jam, tidak bisa wudhu, saya sudah meminta dibuatkan agar mereka bisa sholat tanpa wudhu," kata Ma'ruf.
Lebih lanjut, Ma'ruf mengimbau semua pihak bersatu dalam menangani virus corona. Dia juga meminta masing-masing pihak untuk tidak lagi berpolemik.
" Tapi bagaimana menjalankan langkah pengamanan, penanggulangan," kata dia.(Sah)
Kisah Haru Ridwan Kamil Tampung Anak yang Orangtuanya Positif Corona
Dream - Ridwan Kamil membagikan kisah haru seorang bocah yang ditinggal oleh kedua orangtuanya karena sedang menjalani perawatan akibat terinfeksi virus corona baru, Covid-19. Melalui akun Instagram @ridwankamil, Gubernur Jawa Barat itu mengunggah fotonya bersama sang bocah.
" Sebut saja namanya Dede. Anak lelaki cerdas yang bersedih," tulis Ridwan Kamil, Senin 23 Maret 2020.
Pria yang karib disapa Kang Emil itu menulis bahwa sang bocaah sangat sedih. Sebab, bocah itu kini sendirian, ditinggal kedua orang tuanya yang sedang menjalani isolasi.
" Pak. Aku kangen ayah dan bunda Pak," tulis Ridwan Kamil, menceritakan kesedihan bocah itu.
Ridwan Kamil mengaku tak kuasa melihat wajah bocah itu. Orang tua Dede, kata Ridwan, sedang menjalani perawatan intensif akibat terinfeksi Covid-19.
" Orangtuanya terpapar karena pergaulan sosial yang kurang bisa ditahan. Dede sendiri, Alhamdulillah dites dengan hasil negatif. Hebat kamu De," tambah Ridwan Kamil.
Jawa Barat memang menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang turut terkena dampak wabah virus corona. Berdasarkan data KawalCovid-19 per Senin, 23 Maret 2020, Jabar tercatat memiliki kasus terkonfirmasi 59 kasus, 5 kasus sembuh, 9 angka kematian.
Pesan Ridwan Kamil
Dede terpaksa terpisah dari kedua orang tuanya. Untuk sementara, Ridwan menampung bocah lucu itu di rumah pribadinya.
" Sampai Insya Allah nanti orang tuanya sehat kembali dan bisa berkumpul dan bercengkrama dan berpelukan lagi," terang Ridwan.
Ridwan pun memohon masyarakat khususnya warga Jabar untuk tinggal di rumah mematuhi maklumat pemerintah untuk menjalankan social distancing.
" Jangan sampai ada Dede Dede yang lain, yang akhirnya terkorbankan dan terpisahkan dari orangtuanya, karena ketidakdisiplinan dan keegoisan kita para manusia dewasa," tegas Ridwan.
Artikel Asli
Wakil Sekretaris LBM PBNU, KH Mahbub Maafi Ramdhan, mengatakan kedudukan syahid tidak hanya didapat oleh mereka yang mati di medan perang. Melainkan juga mati karena wabah.
" Kita mengikuti keterangan para ulama, bahwa yang dimaksudkan dengan dengan kesyahidan orang-orang itu adalah mereka yang gugur bukan di medan perang," ujar Kiai Mahbub, dikutip dari NU Online.
Dasar penetapan hukum ini adalah salah satu riwayat Imam Muslim yang menjelaskan peristiwa ketika Rasulullah Muhammad SAW bertanya kepada para sahabatnya mengenai mati syahid. Riwayat tersebut memiliki derajat shahih.
Rasulullah SAW bertanya (kepada sahabatnya), ‘Siapakah orang yang mati syahid di antara kalian?’ Mereka menjawab, ‘Orang yang gugur di medan perang itulah syahid ya Rasulullah.’ Rasulullah SAW menanggapi, ‘Kalau begitu, sedikit sekali umatku yang mati syahid.’" " Para sahabat bertanya, ‘Mereka itu siapa ya Rasul?’ Rasulullah SAW menjawab ‘Orang yang gugur di medan perang itu syahid, orang yang mati di jalan Allah (bukan karena perang) juga syahid, orang yang tertimpa tha’un (wabah) pun syahid, orang yang mati karena sakit perut juga syahid, dan orang yang tenggelam adalah syahid'.
Meraih Gelar Syuhada
Kiai Mahbub juga mengatakan dasar lain yang digunakan LBM PBNU adalah pendapat dari Imam An Nawawi yang tercantum dalam kitabnya Syarah Shahih Muslim. Pendapat tersebut merupakan penjelasan dari hadis di atas.
" Ulama mengatakan, yang dimaksud dengan kesyahidan mereka semua, selain yang gugur di medan perang, adalah bahwa mereka kelak (di akhirat) menerima pahala sebagaimana pahala para syuhada yang gugur di medan perang. Sedangkan di dunia, mereka tetap dimandikan dan disholati sebagaimana penjelasan telah lalu pada bab Iman."
Berdasarkan pendapat tersebut, Kiai Mahbub menegaskan mereka yang mati karena Covid-19 akan mendapatkan pahala sebagaimana yang diterima para syuhada.
" Kita berdoa semoga Allah menerima amal kebaikan mereka dan segera mengangkat wabah ini dari Indonesia dan dari negara-negara lain," ucap Kiai Mahbub.
Soal Corona, Wapres Minta Ada Fatwa Pengurusan Jasad & Cara Bersuci Tenaga Medis
Dream - Wakil Presiden, Ma'ruf Amin akan mengusulkan kepada Majelis Ulama Indonesia dan organisasi massa Islam untuk mengeluarkan dua fatwa seputar penanganan virus corona Covid-19. Dia menilai keberadaan fatwa tersebut sangat dibutuhkan saat ini
Fatwa yang dimaksud Ma'ruf yaitu mengenai tata cara pengurusan jenazah yang meninggal akibat virus mematikan dan cara bersuci bagi tenaga medis yang tidak bisa melepaskan alat pelindung diri.
" Ke depan, saya meminta MUI dan ormas Islam mengeluarkan fatwa jika terjadi kesulitan untuk mengurusi jenazah apabila kurang atau tidak ada tenaga medisnya," ujar Ma'ruf di Jakarta, Senin 23 Maret 2020.
Ma'ruf mengatakan masyarakat sangat membutuhkan fatwa tersebut, yang juga memuat kemungkinan bisa tidaknya jenazah tidak dimandikan.
Fatwa Untuk Petugas Medis Memakai APD Hendak Sholat
Tak hanya itu, fatwa mengenai ketentuan petugas medis yang hendak sholat namun tidak memungkinkan melepas alat perlindungan diri selama delapan jam sangat dibutuhkan saat ini. Ma'ruf menilai fatwa ini perlu dikeluarkan mengingat sudah banyak petugas mengalami kejadian tersebut.
" Kepada petugas medis yang menggunakan alat perlindungan diri yang tidak bisa dilepas selama delapan jam, tidak bisa wudhu, saya sudah meminta dibuatkan agar mereka bisa sholat tanpa wudhu," kata Ma'ruf.
Lebih lanjut, Ma'ruf mengimbau semua pihak bersatu dalam menangani virus corona. Dia juga meminta masing-masing pihak untuk tidak lagi berpolemik.
" Tapi bagaimana menjalankan langkah pengamanan, penanggulangan," kata dia.(Sah)
Kisah Haru Ridwan Kamil Tampung Anak yang Orangtuanya Positif Corona
Dream - Ridwan Kamil membagikan kisah haru seorang bocah yang ditinggal oleh kedua orangtuanya karena sedang menjalani perawatan akibat terinfeksi virus corona baru, Covid-19. Melalui akun Instagram @ridwankamil, Gubernur Jawa Barat itu mengunggah fotonya bersama sang bocah.
" Sebut saja namanya Dede. Anak lelaki cerdas yang bersedih," tulis Ridwan Kamil, Senin 23 Maret 2020.
Pria yang karib disapa Kang Emil itu menulis bahwa sang bocaah sangat sedih. Sebab, bocah itu kini sendirian, ditinggal kedua orang tuanya yang sedang menjalani isolasi.
" Pak. Aku kangen ayah dan bunda Pak," tulis Ridwan Kamil, menceritakan kesedihan bocah itu.
Ridwan Kamil mengaku tak kuasa melihat wajah bocah itu. Orang tua Dede, kata Ridwan, sedang menjalani perawatan intensif akibat terinfeksi Covid-19.
" Orangtuanya terpapar karena pergaulan sosial yang kurang bisa ditahan. Dede sendiri, Alhamdulillah dites dengan hasil negatif. Hebat kamu De," tambah Ridwan Kamil.
Jawa Barat memang menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang turut terkena dampak wabah virus corona. Berdasarkan data KawalCovid-19 per Senin, 23 Maret 2020, Jabar tercatat memiliki kasus terkonfirmasi 59 kasus, 5 kasus sembuh, 9 angka kematian.
Pesan Ridwan Kamil
Dede terpaksa terpisah dari kedua orang tuanya. Untuk sementara, Ridwan menampung bocah lucu itu di rumah pribadinya.
" Sampai Insya Allah nanti orang tuanya sehat kembali dan bisa berkumpul dan bercengkrama dan berpelukan lagi," terang Ridwan.
Ridwan pun memohon masyarakat khususnya warga Jabar untuk tinggal di rumah mematuhi maklumat pemerintah untuk menjalankan social distancing.
" Jangan sampai ada Dede Dede yang lain, yang akhirnya terkorbankan dan terpisahkan dari orangtuanya, karena ketidakdisiplinan dan keegoisan kita para manusia dewasa," tegas Ridwan.
Artikel Asli