Ahli Gizi: Puasa Justru Tingkatkan Imunitas
Friday, April 24, 2020
Edit
Menjalankankan ibadah puasa di tengah-tengah pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi umat Islam. Tapi, ahli gizi Universitas Gadjah Mada, Dwi Budiningsari menilai, puasa justru bermanfaat terhadap sistem kekebalan tubuh atau imunitas.
“Sejumlah penelitian menyebutkan berpuasa justru dapat meningkatkan imunitas. Sebaliknya, belum ada studi yang menyatakan berpuasa berisiko meningkatkan infeksi Covid-19,” kata Dwi, Kamis (23/4).
Ketua Prodi S1 Gizi Kesehatan FKKMK UGM ini menyampaikan, berpuasa yang benar bisa memperbaiki jaringan-jaringan sel yang rusak. Berpuasa 30 hari merangsang produksi sel-sel darah putih baru, mendasari regenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh.
Kondisi dengan sistem kekebalan yang telah diregenerasi akan semakin memperkuat tubuh menangkal beragam infeksi bakteri, virus dan penyakit-penyakit lain. Tapi, ia mengingatkan, kekebalan tubuh sangat dipengaruhi kualitas dan kuantitas asupan gizi.
Artinya, orang-orang yang mengalami gizi kurang, memang akan sangat rentan terhadap infeksi Covid-19. Sedangkan, orang yang gizinya baik dengan kebutuhan energinya telah tercukupi, berpotensi besar memiliki kemampuan untuk memusnahkan virus Corona.
Secara umum, ada tiga fungsi asupan gizi yang digunakan tubuh manusia. Pertama, menjadi sumber energi sebagai prioritas utama yang digunakan tubuh. Kedua, fungsi regulasi, mengatur agar tubuh sehat dan bugar, termasuk fungsi kekebalan tubuh.
Ketiga, fungsi pertumbuhan yang merupakan prioritas terakhir, akan berlangsung bila fungsi pertama dan kedua terpenuhi. Selain meningkatkan imunitas, berpuasa membantu detoksifikasi tubuh karena selama berpuasa membantu mengeluarkan racun yang disimpan tubuh.
“Misalnya, zat-zat adiktif aditif dalam makanan seperti pengawet dan pewarna makanan,” ujar Dwi.
Puasa dapat pula mengurangi massa lemak tubuh, yang mana lemak tubuh berlebih dalam tubuh dapat merusak keseimbangan sistem kekebalan tubuh manusia. Sebab, lemak yang berlebih akan memicu produksi sel yang menyebabkan peradangan organ tubuh.
“Sehingga, memicu munculnya penyakit pembuluh darah dan masalah kesehatan lainnya. Kalau yang kelebihan lemak bisa menurunkan berat badan maka bisa memperbaiki imunitasnya,” kata Ketua Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) DIY tersebut.
Dwi turut membagikan sejumlah tips agar tubuh tetap sehat dan bugar selama menjalani puasa selama pandemi Covid-19. Langkah awal memastikan dulu kondisi kesehatan tubuh, dan yang sedang sakit dianjurkan konsultasi terlebih dulu ke dokter.
Selain itu, jaga makan yang sehat dan seimbang sesuai porsi Isi Piringku atau pedoman makanan bergizi seimbang. Saat sahur, dianjurkan konsumsi karbohidrat kompleks dan serat yang membutuhkan waktu lama untuk dicerna, diubah menjadi energi.
Dengan begitu, energi yang dihasilkan akan bertahan lebih lama dan juga merasa kenyang lebih lama. Contohnya seperti nasi merah, kentang, roti gandum, biji-bijian, kacang-kacangan, gandum, dan ubi.
Selain itu, konsumsi juga sayuran hijau, brokoli, wortel dan lainnya yang kaya akan serat, vitamin dan mineral. Sedangkan, untuk protein dapat dipenuhi dari hewani maupun nabati seperti ikan, telur, ayam, daging merah, tempe dan tahu.
Kemudian, konsumsi buah-buahan seperti semangka, pepaya, melon, jeruk, buah naga dan lainnya. Selanjutnya, menjaga asupan air putih 2 liter atau setara dengan 8-9 gelas sehari, diatur mulai dari buka sampai sahur.
“Batasi konsumsi gula jangan lebih dari 50 gram sehari atau setara empat sendok makan karena memengaruhi sel imun memerangi penyakit,” ujar Dwi.
Hindari konsumsi makanan kandungan lemak trans tinggi dan kurangi makanan atau minuman mengandung karbohidrat sederhana seperti yang terlalu manis. Ketika berbuka, Dwi menyarankan masyarakat tidak mengomsumsi terlalu banyak.
Porsi makan saat berbuka puasa sebaiknya 10-25 persen dari kebutuhan sehari, diikuti makan malam setelah shalat magrib sekitar 25-35 persen. Untuk snack malam 10-25 persen, sedangkan saat sahur sebesar 20-35 persen kebutuhan sehari.
Selain jaga gizi seimbang, selama berpuasa disarankan tetap melakukan aktivitas fisik dengan olah raga. Olah raga dapat dilakukan dengan aktivitas rumah tangga dan senam aerobik ringan hingga sedang untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar.
Berikutnya, istirahat yang cukup setidaknya delapan jam sehari, jadwalkan tidur teratur penting dilakukan karena selama berpuasa jadwal tidur berubah drastis. Dwi mengimbau masyarakat agar hindari stres karena bisa menurunkan imunitas.
“Yang tidak kalah pentingnya tetap mematuhi protokol kesehatan cegah Covid-19 antara lain dengan menjaga kebersihan melalui rajin mencuci tangan dengan sabun, jaga jarak, hindari kerumunan dan memakai masker jika ke luar rumah,” kata Dwi.
Artikel Asli
“Sejumlah penelitian menyebutkan berpuasa justru dapat meningkatkan imunitas. Sebaliknya, belum ada studi yang menyatakan berpuasa berisiko meningkatkan infeksi Covid-19,” kata Dwi, Kamis (23/4).
Ketua Prodi S1 Gizi Kesehatan FKKMK UGM ini menyampaikan, berpuasa yang benar bisa memperbaiki jaringan-jaringan sel yang rusak. Berpuasa 30 hari merangsang produksi sel-sel darah putih baru, mendasari regenerasi seluruh sistem kekebalan tubuh.
Kondisi dengan sistem kekebalan yang telah diregenerasi akan semakin memperkuat tubuh menangkal beragam infeksi bakteri, virus dan penyakit-penyakit lain. Tapi, ia mengingatkan, kekebalan tubuh sangat dipengaruhi kualitas dan kuantitas asupan gizi.
Artinya, orang-orang yang mengalami gizi kurang, memang akan sangat rentan terhadap infeksi Covid-19. Sedangkan, orang yang gizinya baik dengan kebutuhan energinya telah tercukupi, berpotensi besar memiliki kemampuan untuk memusnahkan virus Corona.
Secara umum, ada tiga fungsi asupan gizi yang digunakan tubuh manusia. Pertama, menjadi sumber energi sebagai prioritas utama yang digunakan tubuh. Kedua, fungsi regulasi, mengatur agar tubuh sehat dan bugar, termasuk fungsi kekebalan tubuh.
Ketiga, fungsi pertumbuhan yang merupakan prioritas terakhir, akan berlangsung bila fungsi pertama dan kedua terpenuhi. Selain meningkatkan imunitas, berpuasa membantu detoksifikasi tubuh karena selama berpuasa membantu mengeluarkan racun yang disimpan tubuh.
“Misalnya, zat-zat adiktif aditif dalam makanan seperti pengawet dan pewarna makanan,” ujar Dwi.
Puasa dapat pula mengurangi massa lemak tubuh, yang mana lemak tubuh berlebih dalam tubuh dapat merusak keseimbangan sistem kekebalan tubuh manusia. Sebab, lemak yang berlebih akan memicu produksi sel yang menyebabkan peradangan organ tubuh.
“Sehingga, memicu munculnya penyakit pembuluh darah dan masalah kesehatan lainnya. Kalau yang kelebihan lemak bisa menurunkan berat badan maka bisa memperbaiki imunitasnya,” kata Ketua Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) DIY tersebut.
Dwi turut membagikan sejumlah tips agar tubuh tetap sehat dan bugar selama menjalani puasa selama pandemi Covid-19. Langkah awal memastikan dulu kondisi kesehatan tubuh, dan yang sedang sakit dianjurkan konsultasi terlebih dulu ke dokter.
Selain itu, jaga makan yang sehat dan seimbang sesuai porsi Isi Piringku atau pedoman makanan bergizi seimbang. Saat sahur, dianjurkan konsumsi karbohidrat kompleks dan serat yang membutuhkan waktu lama untuk dicerna, diubah menjadi energi.
Dengan begitu, energi yang dihasilkan akan bertahan lebih lama dan juga merasa kenyang lebih lama. Contohnya seperti nasi merah, kentang, roti gandum, biji-bijian, kacang-kacangan, gandum, dan ubi.
Selain itu, konsumsi juga sayuran hijau, brokoli, wortel dan lainnya yang kaya akan serat, vitamin dan mineral. Sedangkan, untuk protein dapat dipenuhi dari hewani maupun nabati seperti ikan, telur, ayam, daging merah, tempe dan tahu.
Kemudian, konsumsi buah-buahan seperti semangka, pepaya, melon, jeruk, buah naga dan lainnya. Selanjutnya, menjaga asupan air putih 2 liter atau setara dengan 8-9 gelas sehari, diatur mulai dari buka sampai sahur.
“Batasi konsumsi gula jangan lebih dari 50 gram sehari atau setara empat sendok makan karena memengaruhi sel imun memerangi penyakit,” ujar Dwi.
Hindari konsumsi makanan kandungan lemak trans tinggi dan kurangi makanan atau minuman mengandung karbohidrat sederhana seperti yang terlalu manis. Ketika berbuka, Dwi menyarankan masyarakat tidak mengomsumsi terlalu banyak.
Porsi makan saat berbuka puasa sebaiknya 10-25 persen dari kebutuhan sehari, diikuti makan malam setelah shalat magrib sekitar 25-35 persen. Untuk snack malam 10-25 persen, sedangkan saat sahur sebesar 20-35 persen kebutuhan sehari.
Selain jaga gizi seimbang, selama berpuasa disarankan tetap melakukan aktivitas fisik dengan olah raga. Olah raga dapat dilakukan dengan aktivitas rumah tangga dan senam aerobik ringan hingga sedang untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar.
Berikutnya, istirahat yang cukup setidaknya delapan jam sehari, jadwalkan tidur teratur penting dilakukan karena selama berpuasa jadwal tidur berubah drastis. Dwi mengimbau masyarakat agar hindari stres karena bisa menurunkan imunitas.
“Yang tidak kalah pentingnya tetap mematuhi protokol kesehatan cegah Covid-19 antara lain dengan menjaga kebersihan melalui rajin mencuci tangan dengan sabun, jaga jarak, hindari kerumunan dan memakai masker jika ke luar rumah,” kata Dwi.
Artikel Asli