Kisah Batu Hajar Aswad, Batu Surga Yang Menghitam Karena Dosa Manusia

Kisah Batu Hajar Aswad, Batu Surga Yang Menghitam Karena Dosa Manusia

Apa Itu Batu Hajar Aswad?

Nama Hajar Aswad sendiri jika diartikan kedalam bahasa Indonesia merupakan batu gelap. Hajar Aswad diletakkan di sudut timur Ka’ bah. Menimpa asal usul keberadaan Hajar Aswad banyak berselisih pendapat apakah telah ada dari era Nabi Adam ataupun baru muncul di era Nabi Ibrahim.

Keunikan dari batu Hajar Aswad adalah aromanya yang khas serta awet apalagi sejak diturunkannya.

Batu tersebut berasal dari surga serta konon tadinya batu tersebut bercorak putih serta cerah benderang, tetapi sebab kerap dipegangi oleh orang yang berdosa batu tersebut lama- kelamaan jadi gelap legam seperti saat ini.


Bersumber pada hadist Rasulullah SAW

“ Hajar Aswad turun dari surga sementara itu batu tersebut begitu putih lebih putih dari susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut jadi gelap ( HR. Tirmidzi nomor. 877, shahih bagi syaikh Al Albani).


Alasan dan Fungsi di Balik Hajar Aswad

Sebagaimana yang kita tahu kalau peran dari Hajar Aswad merupakan bagaikan penunjuk untuk umat manusia buat berkumpul serta bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Ka’ bah. Sehabis Nabi Ibrahim memperoleh batu tersebut, dia menciumnya diiringi oleh anaknya Ismail. Peristiwa inilah kenapa saat ini banyak kalangan muslimin mencium Hajar Aswad serta memanglah menciumnya merupakan sesuatu perihal yang disunahkan.

Sehabis Ka’ bah telah dibentuk setelah itu Allah memerintahkan beliau buat memberitahukan kepada seluruh umat manusia kalau diwajibkannya melaksanakan ziarah ke Ka’ bah. Dari wahyu tersebutlah yang setelah itu timbulnya ibadah Haji.

Ka’ bah bersumber pada riset oleh para pakar diyakini dibentuk di tahun 2130 saat sebelum masehi serta dinobatkan bagaikan masjid awal serta tertua di dunia dalam sejarah umat manusia.

Bersumber pada gunanya telah kita jelaskan tadinya kalau Hajar Aswad cuma bagian dari Ka’ bah serta bagaikan penunjuk saja. Batu tersebut tidaklah sesembahan sebagaimana klaim orang kafir serta orang liberal.

Di dalam Al’ quran Allah telah menegaskan tentang ka’ bah sendiri ialah:

Sesungguhnya rumah yang mula- mula dibangun untuk manusia, yakni Baitullah yang di Bakkah( Mekkah) yang diberkahi serta jadi petunjuk bagi semua manusia.( QS. Ali Imran: 96).

Dan dari mana saja kamu, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka.( QS. Al- Baqarah: 150).

Bersumber pada riwayat pula tentang Umar bin Khatab kala mengatakan“ Saya tahu, sebetulnya kalian hanya batu biasa. Andaikan saya tidak memandang Rasulullah S. A. W menciummu, telah pasti saya tidak hendak menciumnya.”


Sejarah Batu Hajar Aswad

Sejak timbulnya Hajar Aswad puluhan ribu tahun yang kemudian, ada banyak kisah- kisah yang berhubungan dengan batu tersebut. Dari yang sempat dirampok hingga cerita Rasulullah SAW tentang siapa yang berhak buat meletakkan batu tersebut.


Perselisihan di Masa Rasulullah

Kala Rasulullah belum dinaikan sebagai nabi diusianya yang 30 tahun, terdapat banjir besar menyerang Mekkah dan Masjidil Haram. Sebab takut hendak meruntuhkan ka’ bah, kalangan Quraisy melaksanakan renovasi besar- besaran terhadap bangunan tersebut.

Ka’ bah setelah itu dirobohkan serta dibentuk mulai dari dasar. Rasulullah sendiri turut turun tangan dalam pembangunan tersebut.

Buat dananya mereka mengumpulkannya dari warga dekat serta cuma ingin menerima harta yang baik- baik saja, mereka tidak ingin harta dari para pelacur serta hasil judi.

Sehabis pembangunan nyaris berakhir serta hingga dibagian peletakkan Hajar Aswad, perselisihan mulai terjalin diantara mereka sepanjang 5 hari tentang siapa yang lebih pantas buat meletakkan batu tersebut ke tempat semula.

Kesimpulannya mereka setuju kalau yang meletakkan awal kali merupakan siapa yang awal kali masuk dari pintu masjid. Nyatanya Rasulullah orangnya.

Rasulullah mempunyai metode biar seluruh orang dapat ikut serta buat meletakkan batu. Triknya dia mengambil selendang serta meletakkan Hajar Aswad ditengah- tengah selendang tersebut. Setelah itu dia menyuruh tiap kabilah buat memegang ujung- ujung dari kain tersebut serta bersama- sama buat bawa batu tersebut ke tempatnya.


Dirampoknya Batu Hajar Aswad

Pelaksana yang melaksanakannya merupakan Abu Tahir, tepatnya 317 H. Pada tahun tersebut Abu Tahir beserta pasukannya melaksanakan penjarahan terhadap penduduk Masjidil Haram serta mencongkel Hajar Aswad dari tempatnya.

Seluruh energi serta upaya dikerahkan buat mengambil Batu tersebut dari tangan si pencuri tersebut, mulai diiming- iming harta dari Amir Mekah serta keluarganya tetapi kayaknya keyakinannya sang Abu Tahir kokoh.

22 tahun setelah itu tepatnya tahun 339 H Hajar Aswad setelah itu dipulangkan ke Mekkah. Perbuatan terkutuk Abu Thahir tersebut ditafsirkan oleh Ibnu Katsir sebagaimana dia berkata“ Ia sudah melaksanakan ilhad ( kekufuran) di Masjidil Haram, yang tidak sempat dicoba oleh orang tadinya serta orang sesudahnya”. [Al Bidayah wan Nihayah, 11/ 191. Di taman 190- 192].


Pecahnya Batu Hajar Aswad

Sehabis batu Hajar Aswad dipulangkan ketempat semula, keadaannya masih belum terjamin. Di tahun 363 H tiba orang romawi ke Mekkah dengan bawa cangkul. Ia cangkul Hajar Aswad sampai berbekas, untungnya belum rusak. Perbuatannya tersebut dihentikan oleh seorang dari Yaman.

Niatan buat mengganggu Hajar Aswad belum sampai situ saja. Setelah itu di tahun 413 H tiba seorang dari Bani Fatimiyah bernama Hakim al Abidi bawa pedang serta pahat dengan tujuan menghancurkan batu tersebut sebab mengira batu tersebut disembah oleh orang- orang. Dipukulkannya Hajar Aswad 3 kali hingga rusak berjatuhan.

Di tahun 990 H pangeran Nashim menikam seorang dengan belati sebab orang tersebut bawa kapak serta memukulkannya pada Hajar Aswad.

Kemudian yang terakhir pada tahun 1351 H pecahan dari batu Hajar Aswad beserta Kiswah serta potongan perak diambil oleh seorang yang berasal dari Afganistan, kesimpulannya ketahuan serta dihukum mati.


Polemik Periset Tentang Batu Hajar Aswad

Sebagaimana yang kita tahu tadinya kalau Hajar Aswad merupakan batu yang diturunkan dari surga, tetapi banyak periset yang membantah perihal tersebut dengan tesis serta opini mereka sendiri.

Di tahun 1857 sebagaimana dilansir dalam halaman Wikipedia, Paul Partsch seseorang periset dari kekaisaran Austria- Hungaria sudah menerbitkan karya ilmiahnya kalau bahan Hajar Aswad dari batu meteorit. Setelah itu di tahun 1974, malahan yang sangat lucu Robert Dietz serta juga

John McHone berpikiran kalau batu Hajar Aswaed merupakan sejenis dari batu akik bersumber pada identitas serta laporan dari pakar geologi dari Arab.

Terakhir pada tahun 1980, periset dari University of Copenhagen, Elsebeth Thomson berhipotesis kalau Hajar Aswad dibuat dari fragmen kaca maupun impactite.

Tetapi seluruh asumsi tersebut dibantahkan sebab bersumber pada riwayat yang shahih kalau batu tersebut dapat mengapung di dalam air. Riwayat tersebut benar sebab bahan dari meteorit gampang tenggelam bila dimasukkan ke dalam air.

Masih banyak lagi pihak luar yang berpikiran kalau Hajar Aswad merupakan batu meteor. Kita bagaikan muslim jangan terperdaya dengan asumsi mereka sebab telah jelas kalau batu Hajar Aswad berasal dari surga bersumber pada hadist Rasulullah SAW.

Demikian sejarah batu hajar aswad mudah- mudahan dapat membagikan pengetahuan. 

Iklan Atas Artikel

SPONSOR

Iklan Tengah Artikel 1

Sponsor

Iklan Tengah Artikel 2

SPONSOR